Alasan Bisnis batu-bara masih digunakan sebagai sumber energi listrik walaupun merusak alam sekitar

Batu bara masih digunakan sebagai sumber pembangkit energi listrik, karena bagaimanapun juga, pembangkitlistrik berbasis batu-bara adalah yang paling murah,efektif,dan efisien hingga saat ini.

Memangnya kalau diganti,nanti pakai apa emang?

Energi terbarukah? Mungkin itu masih mahal…..

Kalau energi terbaru harganya sudah murah,pembangkit listrik konvensional pasti otomatis pindah haluan kok.

Pasti itu. Kalau ada yang murah, ngapain pakai yang mahal jadi ini tidak melulu soal elit politik yang punya tambang batu bara ya.

Tapi kan batubara merusak lingkungan… Mending pakai energi terbarukan…

Ya memang sih, tapi analisisnya tidak bisa sehitam putih itu.

Pada kenyataannya,energi terbarukan pun punya dampak negatif lingkungan lho:

  • Produksi solar panel menghasilkan emisi karbon yang besar, ditambah limbah produksinya yang beracun dan berbahaya bagi lingkungan.
  • Turbin angin mengganggu populasi burung, mengakibatkan banyak burung mati dan merusak ekosistem secara keseluruhan.
  • Instalasi pembangkit listrik geotermal mengharuskan pembukaan lahan hutan dan proses pengeburannya melepaskan banyak gas berbahaya.
  • dan lain sebagainya.

Bagaimana kalau sudah begini?

Bagaimana hayo?

Alih-alih sekedar menyeru kosong untuk meninggalkan batu-bara,setidaknya ada dua langkah utama yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini:

  1. Buat pembangkit listrik batu bara jadi lebih ramah lingkungan.
  2. Terus berinovasi agar harga energi terbarukan jadi lebih murah.

Kabar baiknya,dua hal tersebut sedang dikebut saat ini.

Saat ini ada tren untuk mengubah batu-bara menjadi DME (Dymethil Ether) dalam proses pembangkitan listrik,yang memiliki tingkat pencemaran yang jauh lebih kecil daripada batu bara secara langsung.

Pemerintah Indonesia pun sedang menggalakan program Coal to DME tersebut.

Kemudian terkait inovasi energi terbarukan…

Nah ini,terutama anda,bisa ikut berkontribusi agar bisa menemukan formulasi energi terbarukan yang lebih murah. Kalau harganya murah,otomatis pasti dipakai.

Jadi jangan cuma sekedar protas-protes saja.

Apalagi modal protesnya hanya dari menonton film Sexy killers, tanpa melihat gambaran keseluruhan seperti apa. Ikut-ikutan menolak batu-bara karena katanya mencemari lingungan,eh tapi kalau ditawari energi nuklir (yang jelas sangat bersih) menolak juga. ini maunya apa sih?

Lupakan-lupakan.

Fokus lagi.

Kabar baiknya,ada tren di dunia bahwa harga energi terbarukan ini semakin murah tiap tahunnya walaupun masih tetap mahal. Dengan begini, semoga sumber energi yang murah dan ramah lingkungan bisa segera tercapai.

Setidaknya ada dua alasan>

Pertama,Cost-wise. Batubara tersedia dalam jumlah cukup besar dan harganya relatif murah  Setidaknya,dibandingkan gas alam. Penambangan juga cukup mudah. Tidak perlu teknologi terlalu canggih dalam proses penambangan dan pengolahannya hingga sampai ke pembangkit. Setidaknya dengan regulasi yang ada saat ini. Yang notabene,regulasi tidak mengharuskan pengusaha batubara menginternalisasikan pengelolaan limbah dan dampak lingkungan pada harga batubara. Makanya murah dan banyak digunakan.

Seandainya industri batubara diregulasi sebagaimana industri nuklir diregulasi, yang sebenarnya sudah seharusnya seperti itu, insyaAllah batubara akan menjadi bahan bakar termahal dan tidak menarik, Cost-wise.

Kedua,mafia. Sudah tahu bahwa industri batubara itu underregulated, punya dampak lingkungan deterministik maupun stokastik yang berat, tetapi karena menguntungkan, pengusaha tidak mau tahu soal semua dampak llingkungan tersebut. Sudah menjadi tabiat bagi kapitalis pengusaha market share mereka.

Segala usaha untuk mengganti batubara dengan modal energi lain akan dihalangi habis-habisan.Saya masih ingat pernyataan Menkosaurus* soal energi nuklir, “Tidak ada nuklir untuk energi,nuklir itu hanya untuk penelitian saja.” Dan anda tahu apa? Menkosaurus itu pengusaha batubara.

 

Mafia batubara tidak begitu peduli dengan panel surya dan turbin angin karena mereka tahu,kedua energi ini tidak mungkin menggantikan energi fosil. Anda tidak bisa mengganti Medium-density energy dengan low-density energy dan berharap peradadan akan baik-baik saja. Walau ada klaim harga baterai semakin turun,maka ingatlah bahwa ketika ekspliotasi bahan mentah baterai makin tinggi (litium dan kobalt), harganya akan produk industri seperti baterai bisa turun hingga “too cheap to meter“.

Mafia batubara ini pula yang menghambat penerapan energi nuklir di Indonesia. Sampai-sampai nuklir ditempatkan menjadi opsi terakhir dalam rencana Umum Energi Nasional, Which is absolutely stupid. Orang-orang yang sama juga secara rutin melemparkan propaganda bahwa “nuklir itu mahal” untuk menyesatkan psikologi masyarakat, walau realitanya biaya pembangunan PLTN itu tidak bisa disamakan di satu tempat dengan tempat lainnya. Saya sudah mengonfirmasi ke pakar dari International Atomic Energy Agency (IAEA). Dia tanpa ragu mengonfirmasi bahwa biaya pemabngunan PLTN di Indonesia bisa lebih murah daripada di Amerika dan Eropa, yang notabene sering dijadikan benchmark oleh antek-antek mafia batubara ini.

Demikian. jika kita mau memperlakukan batubara sebagaimana seharusnya, regulasi yang tepat, penalti dampak lingungan yang layak, maka cost-wise batubara tidak lagi menjadi yang termurah. Tidak ada lagi alasan untuk mempertahankan batubara sebagai sumber energi primer. Tinggal yang menjadi masalah terbesar adalah mafia batubara, yang pasti akan berkelit dan berusaha mati-matian untuk mencegah market share batubara terjun bebas dengan cara mencegah industri batubara untuk diregulasi sebagaimana seharusnya.

Jadi,bagi saya, faktor manusia masih memegang peranan lebih tinggi daripada faktor ekonomi.

Alasan utama adalah keekonomisan, batubara masih menjadi sumber energi termurah (Terutama Untuk Listrik). Indonesia bisa saja beralih pada energi bersih dan terbarukan, namun mengingat daya beli masyarakat yang masih rendah,tentu solusi ini dianggap masih belum cocok untuk indonesia. Bisa dibayangkan ketika kita berlaih ke energi bersih dan terbarukan,harga per-Kwh listrik akan semakin mahal,sehingga hanya beberapa lapisan masyarakat saja yang mampu untuk membeli energi listrik. hal ini pasti akan menghambat pertumbuhan ekonomi negara ini,mengingat listrik menjadi salah satu penggerak utama roda ekonomi kita.

Semoga membantu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mulai obrolan
Layanan konsumen
Hallo, Ada yang bisa kami bantu