Dalu menceritakan, Ternakesia fokus membantu peternak Indonesia di bidang permodalan, pemasaran, dan manajemen.
“Ternakesia hadir sebagai bentuk jawaban atas pemasalahan di sektor peternakan dengan mengamplifikasikan teknologi ke bisnis peternakan,” ujar Dalu.
Dalu menilai, ruang optimalisasi bisnis peternakan masih sangat terbuka, Salah satunya contohnya, bagaimana peternak melihat peluang bisnis makanan yang halal.
Data dari Islamic Forum 2019 menunjukan, Indonesia adalah negara dengan konsumen makanan halal nomor 1 di dunia, dengan nilai 273 miliar USD per tahun.
Tapi sayangnya Indonesia bukan termasuk 10 besar pemasok makananhalal di dunia.
“Inilah ironi sekaligus peluang besar kita khususnya wirausaha muda untuk memenuhi permintaan kebutuhan hasil ternak dengan standarisasi halal yang perlu kita manfaatkan,” paparnya.
Webinar ini juga menghadirkan alumni DSC 2015, Ahmed Tessario, Founder & CEO Srtanio Organik.
Dia menyampaikan secara mendalaam bagaimana membangun bisnis yang berdampak sosial di sektor petenakan, perikanan dan pertanian.
Keriga pembicara sepakat, ketahanan pangan adalah isu krusial bagi Indonesia. Kunci untuk memacu ketahanan pangan tersebut jelas butuh sumber daya manusia yang memadai baik di sektor, pertanian, peternakan, dan perikanan.
Dalam era digital yang serba cepat dan kompetitif saat ini, konten digital memainkan peran yang…
Di era digital yang semakin berkembang pesat, konten digital telah menjadi salah satu pilar utama…
Pendahuluan Hubungan antara bisnis dan hutang negara adalah topik yang seringkali diabaikan, padahal memiliki dampak…
Inspirasi bisa datang dari mana saja, bahkan dari orang-orang yang mungkin tidak pernah kita perhatikan…
Bisnis auto pilot menjadi topik yang semakin populer di kalangan para pengusaha dan pegiat bisnis…
Pendahuluan Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi alat yang sangat powerful dalam…